Thursday, March 7, 2019

Cerita Inspirasi


Inspirasi dapat diartikan sebagai percikan ide-ide yang dapat mengilhami seseorang akibat hasil dari proses belajar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Cerita inspiratif adalah suatu cerita yang terbentuk dari percikan ide-ide yang dapat mengilhami seseorang akibat hasil dari proses belajar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Singkatnya, cerita inspiratif dapat diartikan sebagai teks yang bertujuan untuk menginspirasi seseorang. Tujuan dari teks inspiratif ini antara lain :
1.      Untuk menghibur pembacanya.
2.    Memberikan informasi tentang kebaikan yang diharapkan mampu menginspirasi pembacanya untuk berbuat lebih baik, lebih peduli, dan berempati.
3.      Memberikan kesan yang mendalam bagi para pembacanya.

Struktur Cerita Inspirasi

1.     Orientasi, berisi pengantar cerita
2.     Perumitan masalah, berisi kisah tokoh dan peristiwa menuju ke puncak cerita (konflik)
3.     Komplikasi, berisi puncak (inti) cerita dan merupakan tempat terjadinya kisah yang menginspirasi.
4.     Resolusi, berisi peristiwa yang menyadarkan tokoh mengenai suatu kebaikan
5.     Koda, berfungsi untuk penutup cerita. Berisi kesimpulan dan pesan moral


Perhatikan cerita inspiratif di bawah ini !

SEMANGKUK BAKSO
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.
            “Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng ? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya tersipu malu.
“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.”
Putri pun segera duduk di dalam. Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, “Lho, kenapa menangis, neng?” tanya si abang.
“Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.”
“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.”
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.

Pada teks cerita inspiratif di atas dapat ditelaah struktur cerita inspiratifnya. Perhatikan pembagian strukturnya  di bawah ini !
Orientasi : 
      Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel. 
Perumitn masalah : 
          “Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!”

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng ? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya tersipu malu.
         “Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.” 
Komplikasi : 
         “Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang. 
        “Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.” 
Resolusi : 
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya. 

Pada cerita tersebut tidak memiliki koda, karena koda itu sendiri bersifat opsional (boleh ditambahkan ataupun tidak).


Kaidah Kebahasaan Cerita Inspratif
1.      Menggunakan kosakata emotif, yaitu kosakata yang melibatkan pemikiran pembaca agar seakan-akan melihat persoalan yang telah kita buat.
2.      Menggunakan sudut pandang, sebagai cara penceritaan penulis terhadap suatu tokoh.
3.      Menggunakan bahasa yang deskriptif untuk menceritakan tokoh an peristiwa yang dialami tokoh tersebut.
4.      Menggunakan konjungsi, baik pengandaian, persyaratan, kausalitas, pertentangan, dsb.
5.      Menggunakan latar, seperti latar waktu dan latar suasana.



Perhatikan cerita inspiratif di bawah ini kemudian jawablah pertanyaannya !

Kekuatan visi

Seorang mandor sedang memeriksa tiga orang tukang bangunan yang sedang bekerja. Tukang yang pertama ditanya oleh sang mandor, “Pak, Apa yang sedang bapak kerjakan?” Tukang tersebut menjawab singkat, “Saya sedang menyusun batu bata, Den.” Demikian penjelasan tukang pertama, persis seperti apa yang memang sedang ia kerjakan yaitu menyusun batu bata.
Sang mandor kemudian beralih ke tukang yang kedua dan ia pun mengajukan pertanyaan yang sama, “Pak, apa yang sedang bapak kerjakan?” Kali ini jawaban sang tukang sedikit berbeda, “Saya sedang membangun sebuah tembok, Den.” Bahkan tukang yang kedua inipun bisa menjelaskan panjang dan tinggi tembok tersebut serta di mana ia mulai dan kapan ia selesai membangunnya.
Terakhir, sang mandor menghampiri tukang yang ketiga dan kembali bertanya, “Pak, apa yang sedang bapak kerjakan?” Maka tukang yang ketiga pun menjawab, “Saya sedang membangun sebuah rumah yang sangat indah, Den.” Selain itu, tukang yang ketiga ini pun bisa menjelaskan bentuk, ukuran dan warna rumah tersebut beserta bahan-bahan yang digunakan dalam membangun rumah tersebut. Lebih dari itu, tukang ketiga ini pun mampu mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang bakal terjadi di rumah tersebut. “Pokoknya, rumah ini nantinya sangat bagus dan istimewa kalau sudah jadi, Den.”
Beberapa hari kemudian sang mandor memeriksa tukang yang pertama. Tukang yang pertama memulai pekerjaan dengan mengeluh. Pada saat bekerja, ia mengerjakan tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh. Ketika batu-bata yang disusunnya kurang rapi, ia pun tidak berusaha membetulkannya kecuali bila ia ditegur oleh sang mandor. Beberapa saat sebelum waktunya pulang, tukang yang satu ini pun sudah membersihkan dirinya saat sang mandor memberitahu bahwa jam kerja sudah selesai, maka tukang ini pun segera bergegas meninggalkan tempat kerjanya.
Keesokan, ia beranjak menuju tukang yang kedua. Tukang yang kedua ini bekerja tidak dengan sungguh-sungguh. Masih terdapat beberapa susunan batu yang kurang rapi, namun ia menunda-nunda untuk membetulkannya. Tukang yang satu ini menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu tepat pada waktu pulang tanpa mengecek tempat kerjanya.
Hari ketiga, sang mandor menuju ke arah tukang terakhir. Ia memulai pekerjaannya pada hari ketiga dengan riang gembira dan penuh semangat sama seperti pada hari-hari sebelumnya karena ia sudah memiliki gambaran mengenai keindahan rumah tersebut. Ia berusaha memasang batu bata yang disusunya serapi mungkin. Seandainya terdapat batu bata yang kurang rapi susunannya maka ia pun segera membetulkannya.
Ketiga tukang tersebut menjadi bingung setelah ditanyai oleh sang mandor. Kebingungan itu dipendam hingga beberapa bulan. Beberapa bulan kemudian, pekerjaan mereka tuntas. Hasil buatan dari tukang ketiga ternyata lebih bagus daripada tukang pertama dan kedua. Sang mandor pun berkata “Sesungguhnya aku menanyakan apa yang kalian lakukan itu untuk mengetahui apakah kalian memiki sebuah visi atau tidak. Sebuah visi ini diperlukan  untuk mengetahui bagaimana rancangan yang akan kalian buat terhadap pekerjaan kalian masing-masing dan seberapa tanggung jawabkah kalian terhadap pekerjaan yang kalian tekuni itu, walaupun mungkin menyusun visi dianggap remeh”.

1.      Apa amanat yang bisa Anda dapatkan setelah membaca cerita inspirasi di atas ?
2.      Telaahlah struktur sesuai dengan cerita inspiratif di atas !
3.      Telaahlah kaidah kebahasaan sesuai dengan cerita insiratif di atas !