Inspirasi dapat diartikan sebagai percikan ide-ide
yang dapat mengilhami seseorang akibat hasil dari proses belajar dan peduli
terhadap lingkungan sekitarnya. Cerita inspiratif adalah suatu cerita yang
terbentuk dari percikan ide-ide yang dapat mengilhami seseorang akibat hasil
dari proses belajar dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Singkatnya,
cerita inspiratif dapat diartikan sebagai teks yang bertujuan untuk
menginspirasi seseorang. Tujuan dari teks inspiratif ini antara lain :
1. Untuk menghibur pembacanya.
2. Memberikan informasi tentang kebaikan yang
diharapkan mampu menginspirasi pembacanya untuk berbuat lebih baik, lebih
peduli, dan berempati.
3. Memberikan kesan yang mendalam bagi para pembacanya.
Struktur Cerita Inspirasi
1. Orientasi, berisi pengantar cerita
2. Perumitan
masalah, berisi kisah tokoh
dan peristiwa menuju ke puncak cerita (konflik)
3. Komplikasi, berisi puncak (inti) cerita dan merupakan tempat
terjadinya kisah yang menginspirasi.
4. Resolusi, berisi peristiwa yang menyadarkan tokoh mengenai
suatu kebaikan
5. Koda, berfungsi untuk penutup cerita. Berisi kesimpulan
dan pesan moral
Perhatikan
cerita inspiratif di bawah ini !
SEMANGKUK BAKSO
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu
pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat
yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak
sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah,
dan jengkel.
“Huh,
ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya
sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara
adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku.
Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak
peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin
memberi kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi
meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi
kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak
penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar
perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng ? Duduk saja di dalam,” sapa
si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya
tersipu malu.
“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu?
Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.”
Putri pun segera duduk di dalam. Tiba-tiba, dia
tidak kuasa menahan air matanya, “Lho, kenapa menangis, neng?” tanya si abang.
“Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari
ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya
makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.”
“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi
makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng,
yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.”
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah
berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak
terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan
pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu
harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat
semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan
menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata
di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya.
Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
Pada
teks cerita inspiratif di atas dapat ditelaah struktur cerita inspiratifnya.
Perhatikan pembagian strukturnya di bawah ini !
Orientasi :
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri,
ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat
saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak
tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal,
marah, dan jengkel.
Perumitn masalah :
“Huh,
ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya
sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara
adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku.
Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak
peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin
memberi kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi
meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi
kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak
penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar
perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng ? Duduk saja di dalam,” sapa
si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya
tersipu malu.
“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi
bakso yang super enak.”
Komplikasi :
“Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari
ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya
makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan
kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.
“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi
makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng,
yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah
terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.”
Resolusi :
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah
berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak
terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan
pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu
harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat
semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan
menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata
di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya.
Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
Pada
cerita tersebut tidak memiliki koda, karena koda itu sendiri bersifat opsional
(boleh ditambahkan ataupun tidak).
Kaidah Kebahasaan Cerita Inspratif
1. Menggunakan kosakata emotif, yaitu kosakata yang
melibatkan pemikiran pembaca agar seakan-akan melihat persoalan yang telah kita
buat.
2. Menggunakan sudut pandang, sebagai cara penceritaan
penulis terhadap suatu tokoh.
3. Menggunakan bahasa yang deskriptif untuk
menceritakan tokoh an peristiwa yang dialami tokoh tersebut.
4. Menggunakan konjungsi, baik pengandaian,
persyaratan, kausalitas, pertentangan, dsb.
5. Menggunakan latar, seperti latar waktu dan latar
suasana.
Perhatikan cerita inspiratif di
bawah ini kemudian jawablah pertanyaannya !
Kekuatan visi
Seorang mandor sedang memeriksa tiga orang tukang
bangunan yang sedang bekerja. Tukang yang pertama ditanya oleh sang mandor,
“Pak, Apa yang sedang bapak kerjakan?” Tukang tersebut menjawab singkat, “Saya
sedang menyusun batu bata, Den.” Demikian penjelasan tukang pertama, persis
seperti apa yang memang sedang ia kerjakan yaitu menyusun batu bata.
Sang mandor kemudian beralih ke tukang yang kedua
dan ia pun mengajukan pertanyaan yang sama, “Pak, apa yang sedang bapak
kerjakan?” Kali ini jawaban sang tukang sedikit berbeda, “Saya sedang membangun
sebuah tembok, Den.” Bahkan tukang yang kedua inipun bisa menjelaskan panjang
dan tinggi tembok tersebut serta di mana ia mulai dan kapan ia selesai
membangunnya.
Terakhir, sang mandor menghampiri tukang yang ketiga
dan kembali bertanya, “Pak, apa yang sedang bapak kerjakan?” Maka tukang yang
ketiga pun menjawab, “Saya sedang membangun sebuah rumah yang sangat indah,
Den.” Selain itu, tukang yang ketiga ini pun bisa menjelaskan bentuk, ukuran
dan warna rumah tersebut beserta bahan-bahan yang digunakan dalam membangun
rumah tersebut. Lebih dari itu, tukang ketiga ini pun mampu mengilustrasikan
aktivitas-aktivitas yang bakal terjadi di rumah tersebut. “Pokoknya, rumah ini
nantinya sangat bagus dan istimewa kalau sudah jadi, Den.”
Beberapa hari kemudian sang mandor memeriksa tukang
yang pertama. Tukang yang pertama memulai pekerjaan dengan mengeluh. Pada saat
bekerja, ia mengerjakan tugasnya tidak dengan sungguh-sungguh. Ketika batu-bata
yang disusunnya kurang rapi, ia pun tidak berusaha membetulkannya kecuali bila
ia ditegur oleh sang mandor. Beberapa saat sebelum waktunya pulang, tukang yang
satu ini pun sudah membersihkan dirinya saat sang mandor memberitahu bahwa jam
kerja sudah selesai, maka tukang ini pun segera bergegas meninggalkan tempat
kerjanya.
Keesokan, ia beranjak menuju tukang yang kedua.
Tukang yang kedua ini bekerja tidak dengan sungguh-sungguh. Masih terdapat
beberapa susunan batu yang kurang rapi, namun ia menunda-nunda untuk
membetulkannya. Tukang yang satu ini menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu
tepat pada waktu pulang tanpa mengecek tempat kerjanya.
Hari ketiga, sang mandor menuju ke arah tukang
terakhir. Ia memulai pekerjaannya pada hari ketiga dengan riang gembira dan
penuh semangat sama seperti pada hari-hari sebelumnya karena ia sudah memiliki
gambaran mengenai keindahan rumah tersebut. Ia berusaha memasang batu bata yang
disusunya serapi mungkin. Seandainya terdapat batu bata yang kurang rapi
susunannya maka ia pun segera membetulkannya.
Ketiga tukang tersebut menjadi bingung setelah
ditanyai oleh sang mandor. Kebingungan itu dipendam hingga beberapa bulan.
Beberapa bulan kemudian, pekerjaan mereka tuntas. Hasil buatan dari tukang
ketiga ternyata lebih bagus daripada tukang pertama dan kedua. Sang mandor pun
berkata “Sesungguhnya aku menanyakan apa yang kalian lakukan itu untuk
mengetahui apakah kalian memiki sebuah visi atau tidak. Sebuah visi ini
diperlukan untuk mengetahui bagaimana
rancangan yang akan kalian buat terhadap pekerjaan kalian masing-masing dan
seberapa tanggung jawabkah kalian terhadap pekerjaan yang kalian tekuni itu,
walaupun mungkin menyusun visi dianggap remeh”.
1. Apa amanat yang bisa Anda dapatkan setelah membaca
cerita inspirasi di atas ?
2. Telaahlah struktur sesuai dengan cerita inspiratif
di atas !
3. Telaahlah kaidah kebahasaan sesuai dengan cerita
insiratif di atas !